This awesome blogger theme comes under a Creative Commons license. They are free of charge to use as a theme for your blog and you can make changes to the templates to suit your needs.
RSS

RESENSI


Di mana ada kemauan, di situ ada jalan
winda sriana

Illegal alien adalah sebuah kisah nyata menjadi imigran gelap di Amerika Serikat. Kita ketahui Amerika Serikat merupakan kota impian bagi mereka yang mencari penghidupan yang lebih baik hingga berbondong-bondong jutaan manusia memasuki Amerika Serikat, mereka tidak saja datang dari Eropa, tapi juga dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Salah satunya warga Negara Indonesia yang bernama Surya yang punya semangat menyala-nyala untuk berjaya dan menaklukan Amerika Serikat.
 Kisahnya berawal pada tahun 1998 ketika menjadi seorang waiter di perusahaan kapal persiar milik perusahaan Amerika Serikat. Gaji yang ia peroleh US$4000 setiap bulannya, akan tetapi dengan penghasilan sebesar itu ia mengalami tekanan yang berat dan mendera. Terutama masalah tidur, sebab dalam batinnya kini itu adalah kebutuhan yang mendasar karena selalu saja terampas oleh timbunan berbagai tugas tambahan yang seolah tiada akhir. Keluhan ke pihak manejemen sudah tidak ada artinya lagi, sebab tidak ada seorangpun yang mengaharuskannya untuk bekerja di atas kapal pesiar itu. walaupun tempat itu memberikan puluhan ribu dolar setiap tahunnya, tapi surya merasa jenuh dengan pekerjaan yang hanya memberikan kesempatan untuk menemui bantal empat sampai lima jam setiap harinya, baginya itu sungguh keterlaluan!
Akhirnya ia memutuskan untuk official resign dari perusahan itu dengan prosedur yang mulus dan rapi. Ia pun sampai ke daratan Amerika Serikat dan kisah menjadi illegal alien pun dimulai. “If you never try, then you never know!” adalah kalimat bijak yang selalu menjadi tombak semangatnya, ia terus mencari informasi mencari pekerjaan di Amerika melalui agen-agen tenaga kerja tentu dengan imbalan komisi yang terjangkau. Dan ia mendapatkan pekerjaan yang juga menjadi waiter di kota bernama Jasper, dalam perjalanan ke kota itu ia sempat bertemu dengan orang Indonesia bernama Pak Supri. Dan Pak Supri salah satu orang yang akan banyak membantu Surya dalam korespodensi di AS. Selama 3 bulan lamanya ia bekerja di Jasper, dan ia pun dilanda kejenuhan karena dalam pikirnya berpetualang jauh-jauh mengembara ke negeri orang kurang begitu efektif, ia mengahadapi dilema, antara kenyamanan dan tantangan yang terasa hambar.
Dan ia kembali menelpon agen tenaga kerja, akhirnya beberapa restoran sudah ia tempati sebagai waiter, tapi penghasilannya kurang begitu besar dan juga ia harus terus bergerak agar dapat menyimpan statusnya sebagai imigran gelap. Hingga bertemu dengan teman yang pernah bekerja di kapal pesiar dulu bernama Sapto. Sapto awalnya punya kisah yang sama dengan Surya dan kini Sapto sudah sukses yaitu menjadi koki restoran jepang di kota Sapporo. Dan Suryapun mengikuti jejak Sapto bekerja di restoran tersebut. Awalnya Surya menjadi Waiter, tapi dengan banyak belajar dari Sapto ia pun juga menjadi koki yang dapat diandalkan dengan gaji yang fantastis. Kesuksesan Surya bukan hanya dalam pekerjaan, dengan uluran tangan Pak Supri, Surya kini telah mengantongi ID Card alias KTP di Amerika.
  Kisah di sajikan dalam cerita ini tidak membosankan dengan gaya yang dinamis membuat pembaca terus ingin membaca untuk mengetahui kisah apa lagi yang akan dilakukan Surya dalam perjalanannya yang luarbiasa di Negara adikuasa itu. Penggambaran setting atau tempatnya sangat jelas membuat pembaca benar-benar berada di Amerika dengan memberikan peta perjalanan yang dilalui oleh Surya.
Banyak sekali kisah diceritakan oleh Surya, salah satu yang dapat mengocok perut kita yaitu tentang dukun dari lereng Merapi dapat menghirup udara Amerika Serikat dengan tujuan yang aneh dari Sapto. Sapto dapat dikatakan lebih berhasil daripada Surya akan tetapi uang yang dihasilkannya habis sia-sia di pusat judi Las Vegas. Sudah banyak sekali uang yang sudah ia habiskan disana hingga status Sapto dapat dikatakan masuk pada taraf gawat darurat. Hingga akhirnya ia punya ide untuk menghubungi dukun ampuh di lereng Merapi, hingga dukun itu dia boyong ke Amerika.
  Kisah selanjutnya yaitu Surya akhirnya mempunyai mobil yang sangat mewah di AS, dan ia berhasil kuliah di Universitas of North Carolina. Misinya kuliah bukan hanya untuk gagah-gagahan kalau dapat diploma di universitas itu, akan tetapi untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih detail, dan bergaul dengan orang-orang intelek. Pergaulan itu tentu akan banyak menfaatnya untuk mengubah pola pikirnya.
Masih banyak kisah-kisah yang ia curahkan dalam buku ini, seperti ramdhan yang ia rasakan di Negara minoritas Islamnya, lalu bagaimana cara surya berkelit dari petugas imigrasi dalam kepulangannya ke Indonesia, hingga perannya dalam mendatangkan kawan-kawan setanah air untuk bekerja secara legal dan kemudian berhasil. Inilah kisah yang menceritakan semangat pemuda Indonesia, bagai bara yang sulit padam di tengah timbunan apatisme dan kendurnya semangat survival di setiap dada pemuda Indonesia yang lebih cenderung mendapatkan sesuatu secara instant. Belajar dari pengalaman hidup di Amerika Serikat, seolah mengajarkan banyak hal tentang kekurangan di sana sini akan tanah airnya. Negara sebesar Amerika Serikat bisa berdiri kokoh, sebagai Negara adidaya, ternyata berangkat dari persoalan: cara berpikir! Tak ada salahnya kita belajar dari sana

Penulis : Agung Suryawan, Hartono Rakiman
Judul : Ilegal Alien
Penerbit : mediakita
Tebal : 264 hlm
Isbn: 979-794-308-9
Tahun terbit:  2011



Sebuah Pulau Kecil Nan Eksotis
Oleh    : Winda sriana



Pemburu rembulan adalah sebuah novel yang terinspirasi kisah nyata dari dua orang pemuda yang bernama Arul dan Amar. Mereka berdua mempunyai cita-cita dan tantangan yang berbeda pula. Dan kisah itu terangkum di pulau kecil nan eksotis, Pulau Bawean. Amar sesosok pengusaha muda yang bisnisnya sedang berkembang. Pria ini seorang bujangan dan tidak terbebani tanggungan mengurus adik ataupun orangtua, serta lebih menyukai tantangan dalam berbisnis daripada mencari mudahnya mengumpulkan keuntungan. Prinsip hidupnya yang merdeka membuat bisnis baginya seperti sebuah petualangan mendaki gunung. Ditinggalkannya tawaran usaha yang terlalu mudah, kegiatannya maupun pencapaian labanya atau yang profitnya tampak lebih besar daripada usaha yang dikerjakan, serta bisnis yang justru menghancurkan orang lain, baik orang lain itu sadar maupun tidak sadar. Menjadi seorang calo tugas kuliah atau mengerjakan tugas orang lain demi imbalan adalah salah satu pekerjaan haram yang dihindarinya, apalagi bisnis yang seakan membuka peluang besar tapi sebenarnya mengandung tipuan yang merugikan. Menguras sumber daya pelakunya demikian banyak, padahal jika sumber daya itu dikerahkan untuk jenis usaha yang lain ia pasti mendapatkan keuntungan dan kepuasan jauh lebih melimpah. Amar tidak akan pernah melakukan pekerjaan-pekerjaan semacam itu, sekalipun semua lowongan pekerjaan di muka bumi sudah tutup, itulah sebabnya dia selalu mendebat setiap pelaku MLM yang ditemuinya.
“Kau ingat,” kata Amar suatu ketika pada sahabat baiknya Arul. “Dulu waktu SMA, aku pernah berencana mendaki gunung, tapi orang tuaku menolaknya, bahkan sampai mengancam. Ibuku semaput. Mereka bilang, aku sekalian gak usah turun dari puncak jika tetap nekad melaksanakan rencana berbahaya itu. Sekarang, kayaknya aku sudah tidak mungkin lagi untuk ngotot mendaki gunung. Olehkarena itu, kegiatan bisnis ini kujadikan sebagai suatu metafora pendakian gunung yang tak pernah kesampaian itu. Kau tahu, rasanya menyenangkan dan menegangkan.”
Itulah Amar. Dia mencari tantangan. Dia mencari keindahan selepas kesusahakan membawanya, juga sahabatnya, menuju keajaiban yang bahkan tak pernah terbayangkan oleh dirinya sendiri akan menjadi begitu eksotis.
Lain Amar, lain pula dengan kisah Arul. Arul kini bekerja di sebuah lembaga pendidikan swasta. Pria ini memiliki kisah yang tidak menyenangkan dimasa kecilnya, bisa  dkatakan  bocah yang terkucilkan. Tidak ada seorang pun teman yang begitu dekat dengannya. Dia juga tidak yakin apakah ia masih menginginkan teman. Tapi itu salah, semenjak kuliah ia memiliki teman yang telah mengubah begitu banyak sudut pandangnya ketika bertemu dengan Amar dan David. Bahkan waktu kuliah dulu, teman dan dosen menyebut mereka “Tiga serangkaian yang mengherankan”. Tapi David telah dahulu mengahadap sang khaliq setelah kecelakaan yang telah dialaminya.
 Umbi scratophy dan TPA Somor
Kisah novel ini dimulai ketika amar mengajak arul untuk pergi ke Pulau Bawean yang terletak di bagian utara Pulau Jawa. Di Pulau Bawean tepatnya di Kampung Somor, Amar hendak membudidayakan umbi scratophy, salah satu dari bahan baku alami yang sangat diincar perusahaan-perusahaan kesehatan internasional. Sebab, umbi itu dapat menghancurkan kanker dalam hitungan minggu. Ia memilih Pulau Bawean karena di Jawa lahan yang cukup dan cocok untuk membudidayakannya tidak ada. Ia membutuhkan tempat yang luas, kering, bermandikan cahaya matahari, dekat pantai, tapi teduh dan bebas polusi yah ciri-ciri itu tepat di Kampung Somor, Pulau Bawean.
Sesampai di Kampung Somor mereka berdua disambut baik oleh warga dan lurah Kampung Somor, Pak Mustar. Apalagi ketika Amar menceritakan mengenai umbi scratophy wajah para warga Somor seperti bersinar karena harapan sepertinya akan datang. Apalagi dengan Pak Mustar selaku ketua kampung dan orang yang bertanggung jawab akan kehidupan rakyat, sungguh sangat berterima kasih atas kesediaan mereka berdua yang akan membuka usaha di kampungnya. Sebab di Kampung Somor saat ini tak ada lagi pekerjaan selain melaut dan cari kayu, atau nguli ngeruk pasir di tebing gunung yang resikonya bisa mati di tebing gunung, atau kalau ingin cepat kaya, terbang jauh ke negeri jiran, Malaysia itu pun kalau tak tertangkap polisi, masuk kolap. Karena mereka tak punya pilihan lain, kalau diperiksa, hampir di setiap rumah pasti ada yang merantau ke Malaysia. Ada yang sampai puluhan tahun belum pulang juga. Sampai orang tuanya mati, anaknya tua dan hampir tidak dikenali, bahkan ada yang istrinya sampai kawin lagi. Yah begitulah nasib warga Kampung Somor dan mereka sangat berharap besar pada rencana Amar dengan kunci umbi scratophy-nya itu.
Di kampong Somor terdapat TPA Somor yang dikelola oleh Hirzi yang juga keponakan Pak Mustar. TPA tersebut satu-satunya sekolahan yang ada di kampung ini itupun tempat yang dipakai adalah Balai Desa, sebab warganya tak butuh Balai Desa yang dibuhkan Cuma dua : masjid buat shalat dan rumah  buat musyawarah. TPA Somor hanya memiliki tiga belas siswa yang pastinya berbeda dari anak-anak kota biasanya.
Kenyataan sosial yang pahit
Pemandangan Desa Somor sungguh sangat menakjubkan jika tidak terganggu oleh kenyataan sosial pahit yang diendapnya. Karena kemiskinan dan kurangnya kesadaran dari warga, tidak satupun gedung sarana pendidikan dibangun disini, baik sekadar terbuat dari kayu, apalagi tembok. Bahkan tidak juga di sekitar kampung Somor. Para keluarag nelayan disini merasa tidak ada gunanya punya anak yang pintar baca tulis. Yang mereka inginkan adalah anak perempuan yang taat dan bisa memasak. Kalau kenyataannya sudah demikian, apalagi akan memikirkan anak yang pintar geografi, aljabar, biologi, dan matematika? Bahasa inggris? Bayangkanlah!
Yah memang begitulah yang juga terjadi di banyak tempat lain. Tidak ada yang berbeda di negeri ini. Miris. Dan hanya kaum muda yang berjiwa besar, bersemangat baja dan berpandangan jauh ke depan yang bisa mengubah keadaan ini. Ternyata hal itu membuat Arul terhenyak hatinya dan ingin bertemu dengan Hirzi yang baginya sosok mengagumkan. Ternyata setelah Arul terjun ke dunia pendidikan TPA Somor ia merasa punya masalah dengan murid-murid Hirzi dan ia membantu Hirzi dengan Metode-metode yang luarbiasa hingga membuat hirzi kagum padanya. Kisah-kisah yang ditulis penulis saat menceritakan mengenai kegiatan Arul di TPA Somor sangat menyenangkan dan penuh gairah hingga tampak 13 murid tersebut akhirnya berbeda dari sebelumnya.
Cerita ini dirajut dengan humor  yang jarang dilakukan oleh pengarang pada umumnya, hal inilah yang akan membuat pembaca tidak bosan membaca setiap ukiran kata yang dicipta penulis. Walaupun mengusung tema yang bukan hal asing lagi dalam dunia sastra, tapi setting, gaya bertutur, misi, dan alur cerita yang kuat membuat novel ini terasa segar dan mengejutkan. Inilah certia yang mengisahkan perjuangan anak muda yang menggugah, kisah-kisah yang juga memberikan edukasi yang inovatif . benar-benar pembaca akan bertanya dalam dirinya sendiri, “sudahkah saya melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain?”










Judul                           : Pemburu Rembulan
 Penulis                        : Arul Chandrana
 Penerbit                      : Gradienmediatama
 Tanggal terbit             : Juli,  2011
 Jumlah Halaman         : 416  Berat Buku
No. ISBN                    : 9786022080107




0 komentar: